Membantah Mitos Ayam Aduan ber-Jengger Sumber
Mitos ayam adu jengger sumber
Didunia perayaman, penghobi ayam adu tentu sudah tak asing lagi tentang mitos ayam yang memiliki jengger sumber. Ciri jengger sumber adalah jengger yang memiliki lubang seperti sumur, yang biasanya berada di bagian belakang jengger. Mitosnya sendiri ayam yang memiliki jengger sumber digolongkan sebagai ayam yang bermental jelek. Ayam yang memiliki jengger seperti ini dianggap tidak kuat menang karna tabiatnya yang sering berlari keluar pertandingan bahkan pada saat kondisi unggul sekalipun. Namun apakah mitos tersebut dapat terbantahkan.??
Fakta dilapangan menunjukan beberapa data bahwa mitos tersebut tak selamanya berlaku, nyatanya banyak juga ayam yang memiliki jengger sumber dapat memenangkan pertarungan. Contohnya pada sebuah kontes yang diadakan Asosiasi perayaman nasional di cipulir, Jakarta. Pemenang dalam kontes tersebut adalah ayam yang memiliki jengger sumber. Menurut pengakuan pemiliknya, ayam jago aduanya memilki pola tarungnya yang berubah-ubah selalu bisa mengatasi gaya tarung lawan dan disertai dengan titik perkenaan pukul serta jalu di sekitar mata, telinga, sambungan kepala. Selama 2x di palembang kemenangan tidak sampai 3 ronde, itu pun dari awal ronde sampai kemenangan selalu unggul dan tidak pernah asor.
Pernyataan tersebut dapat dijadikan pertimbangan guna membantah mitos jengger sumber ini. Namun apakah itu semua cukup untuk membantah mitos tersebut ??? jawabanya belum. Selain memiliki mitos sebagai ayam yang bermental jelek, ayam jengger sumber juga dikenal dengan ayam yang memiliki gaya bertarung yang dapat dikatakan hebat. Inilah yang membuat beberapa penghobi meragukan mitos ini dan ikut mencoba membuktikanya. Dalam contoh kasus diatas,ada alasan mengapa tidak dapat mematahkan mitos ini . Salah satunya adalah dalam pertandingan kontes berbeda dengn pertandingan pro. Dalam pertandingan kontes biasanya ayam tidak merasakan kesakitan yang berarti terlebih untuk ayam yang selalu menguasai pertandingan seperti contoh kasus diatas, ini karna aturan yang ada pada system kontes. Sedangkan pada pertarungan pro, ayam dipaksa terus bertarung dan terus menahan pukulan dalam 5 airan dengan lawan yang sama. Dalam pertandingan jelas lebih berat untuk si ayam. Jika dianalogikan seperti lari sprin dan lari jauh.
Fakta lain yang mendukung masalah ini adalah mitos menyatakan dalam sebuah diskusi Maol di grup Saboeng Cockfighting bahwa fenomena ini adalah mitos yang dinyatakan hampir semua responden. Pendapat Saudara Menot Nasrullah Gunarso bahwa jengger sumber kenapa disirik dan kebanyakan lari di tengah-tengah pertarungan, alasannya cukup mengejutkan, di dalam sumber/bolong dasarnya dihuni oleh kutu-kutu penghisap darah. Apabila jago dalam keadaan bertarung, sirkulasi darah sangat cepat/kencang dan suhu meningkat, hal itu merangsang kutu untuk menghisap darah. Pada kondisi demikian,ayam akan merasakan sakit dan perih juga gatal. Konsentrasi tarung melemah ditambah pula dipukuli lawan. Namun, apa bila pemilik ayam sering-sering bersihkan dan diberi saleb pembunuh kutu.
Jengger memang hanya sebuah bentuk fisik anatomi pada ayam. Gen pembentuk jengger tidak berhubungan dengan gen pembentuk mental. Dan sepertinya memang tidak berpengaruh terlebih jengger tidak berperan aktif dalam pertarungan. Tetapi, apakah anda akan mengabaikan pengamaatan dari para botoh yang terdahulu yang telah berpengalaman. ?? biarlah mitos ini menjadi mesteri yang tak terpecahkan. Dengan begitu dunia perayaman menjadi lebih berwarna dan anggaplah mitos sebagai khazanah penambah pengetahuan dan memperkaya wawasan kita.
Jadi, apakah Jengger sumber bermental jelek itu mitos atau fakta ?? semua tergantung bagaimana menilainya. Anda yang menentukan.
Sekian dan Trimakasih. Salam guyub..
0 comments:
Post a Comment